Majalah Energi

sustainable energy monthly magazine

Majalah Energi, ...untuk masa depan yang lebih baik...

Rencana 100MW PLTS

Attention: open in a new window. PDFPrintE-mail

Monday, 04 June 2012 11:29


>"Rencana 100MW PLTS"


Dalam waktu dekat pemerintah berencana membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS ) skala besar dengan kapasitas mencapai 100 Megawatt (MW). Guna merealisasikan hal tersebut, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) menggandeng perusahaan elektronik asal Jepang, Sharp Coporation.

Direktur Jenderal EBTKE, Kardaya Warnika mengatakan, setelah penekenan nota kesepahaman antara Ditjen EBTKE dengan Sharp akan dilanjutkan ke tahap uji kelayakan (feasibility study).

“Setelah ini, mulai besok, tim engineering mereka sudah mulai terjun ke lokasi, yang menjadi sasaran utama lokasinya adalah Bali,” kata Kardaya pada hari Jumat, 02 Maret 2012 di Jakarta.

Feasibility study dilakukan untuk mengetahui seberapa besar intensitas dan durasi sinar matahari di pulau dewata. Dan sebagai tahap awal, Sharp akan mengembangkan dulu PLTS dengan kapasitas kecil, satu sampai dua megawatt.
”Alasan dipilih Bali karena untuk proyek ini, memang sasarannya bagaimana daerah wisata bisa disuplai listrik dari energi baru terbarukan," lanjut Kardaya.

Investasi yang dibutuhkan untuk kapasitas per 1 megawatt diperkirakan USD 2,5 - USD 3 juta, sementara lahan yang dibutuhkan adalah dua hektar. Kardaya juga mendesak perusahaan asal negeri Sakura itu memiliki pabrikan komponen pendukung PLTS di Indonesia.

Sementara itu untuk harga jual listrik ke PLN, Kardaya menjelaskan masih belum diputuskan mekanismenya apakah akan seperti di Thailand dengan harga awal yang tinggi mencapai US$20 sen per kwh yang kemudian lama-lama turun ataupun harganya flat.

Kedepannya pemerintah akan meminimalkan pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar minyak sekaligus mengembangkan pembangkit listrik berbahan bakar energi terbarukan di daerah yang kebutuhan listriknya besar tetapi sumber dayanya kecil.

Sumber: ebtke.esdm, kompas
.

Artikel Lainnya

Attention: open in a new window. PDFPrintE-mail

Wednesday, 30 May 2012 12:09


>"Atlas surya"


India berencana membuat "atlas surya" yang didasarkan pada intensitas radiasi matahari, untuk menentukan lokasi yang ideal pengembangan proyek tenaga surya. Dengan data dari atlas tersebut, pengembang proyek surya akan dapat memrediksi output pembangkit yang diajukan dengan akurasi yang memadai dan akan membantu dalam menentukan teknologi surya yang paling cocok.
Bulan Januari lalu, Center for Wind Energy Technology (CWET) India telah selesai melakukan pengukuran radiasi matahari di 51 lokasi di India, dan saat ini sedang mengembangkan suatu algoritma untuk memvalidasi data pengukuran. Para pengembang proyek tenaga surya di negara yang memiliki 300 hari sinar matahari setiap tahunnya, biasanya mengandalkan data dari NASA dan gambar satelit untuk mengindentifikasi lokasi yang paling baik untuk instalasi. "Sebuah atlas surya akan menjadi sangat berguna," kata James V Abraham, Direktur dan CEO dari Technologies Sunborne Energi, India.
Data yang akurat sangat penting untuk proyek tenaga surya. Abraham mengatakan, dengan kesalahan 10 persen pada radiasi yang sebenarnya dapat mengakibatkan penurunan hampir 20 persen dalam output energi. Perusahaan India lainnya, seperti Mahindra Solar, yang telah menggunakan data NASA untuk merencanakan proyek-proyek surya, menyambut atlas surya sebagai alat bisnis yang sangat berguna.
"Dengan mempunyai info yang dipetakan di India, dilengkapi dengan kondisi lokal akan membantu kami lebih mengoptimalkan prediksi. Dengan pemetaan atlas surya, akan membuat perusahaan seperti kami lebih agresif di masa depan," kata CEO Mahindra Solar, Vish Palekar.
Sumber: solardaily, upi.
.
   

Windfarm Asset Management Software

Attention: open in a new window. PDFPrintE-mail

Friday, 25 May 2012 08:25


>Windfarm Asset Management Software


Natural Power, sebuah perusahaan konsultan energi terbarukan internasional merilis WindManager saat seminar “AWEA Wind Project Operations, Maintenance and Reliability” di San Diego, Kalifornia. Ini merupakan sebuah software sistem informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan profitabilitas operasi dari turbin angin.

WindManager adalah sebuah sistem informasi turbin berdasarkan standar internasional terbaru IEC 61400-25 dan RDS-PP. Sistem dapat digunakan untuk windfarm tunggal atau windfarm multisite yang besar. Sistem ini menangkap data real-time, menghitung ketersediaan, kerugian, dan kinerja. Sementara itu, juga memasok perangkat untuk analisis, proses kerja yang efektif, dan pembuatan keputusan berbasis fakta.

"WindManager telah berhasil beroperasi di Inggris dan Eropa selama lebih dari satu tahun. Dan kami sangat senang bisa memperluas layanan ini ke pasar AS. Produk ini membantu pemilik windfarm dan operator untuk memantau aset mereka secara real time, dengan manfaat mulai dari peramalan energi dan kontrol operasional," kata Scott Mackenzie, Direktur Asset Management dari Natural Power.

Dengan software yang dikembangkan dari pengalaman instalasi lebih dari di 70 windfarm, akan memastikan aset windfarm dapat dipelihara dan dioperasikan untuk memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan downtime. Natural Power menawarkan WindManager dapat dihubungkan dengan sistem manajemen winfarm, yaitu WindCentre yang berfungsi sebagai ruang kontrol operasi 24/7 dengan menggunakan platform analisis Melogale, ForeSite untuk peramalan energi angin dan SeaPlanner untuk manajemen data GIS lepas pantai.

Sumber: spx, windpower.
.
   

Page 3 of 39

«StartPrev12345678910NextEnd»

Joomla SEO powered by JoomSEF

Majalah

Lihat edisi